Kamis, 31 Desember 2015

DENTAL LABORATORY POLICY

Definition

Dental technician are required to follow standard precautions practices. Eye protection and mask are required only when performing hazard related tasks. Work surfaces should be wiped down daily. However lab personnel may be exposed via direct contact from impression of contaminated residual blood and saliva (trough cuts and abrasions), aerosols created during lab procedures. Inhaled or ingested. Patients can be at risk due to potential cross-contamination between dental prostheses/ appliances, potential for cross-contamination from dental office to lab and back to dental office. Because of that, each dental laboratory should have a SOP for infection control  

Procedure

Guidelines for developing a dental laboratory infection control protocol :
1.      Dress code should be maintained, cleaned and disinfected.
2.      Gloves must be worn at all times receiving the impression from dental surgery room.
3.      Make sure the impression is clean of blood and saliva. If it is still on there, impression must be clean and disinfected under cold running water followed by the application of diluted detergent and further rinsing must continue until all visible contaminations is removed.
4.      The gloves are then remove and hands are washed using an anti-bacterial soap.
5.      Put on the face mask, new gloves and prepare the material/stuff before beginning another procedure.
6.      Carefully remove all chemical waste from working area and do not use bare hand.
7.      Any combustion from metal (none), residual smoke burning from burning out wax obtaining sucked through the channel exhaust direct ventilation to the outdoors.
8.   Every work related residual dust from investment current deflasking or during polishing must be sucked up with vacuum cleaner.

Incoming cases :
All contaminated incoming items should be cleaned and disinfected before being handled by lab personnel, and before being returned to the patient.

Simple steps for dental impression:
1.      Rinse under tap water to remove as much debris as possible.
2.      Disinfect the impression using an intermediate level hospital grade disinfectant following the contact time that is recommended.
3.      Rinse under tap water to remove the residual chemicals.
4.      Shake in the sink to remove adherent water.

Outgoing cases :
1.      All item such as crown or bridges that are ready to insert into the patient should be clean from dust or polishing material result.
2.      Crown or bridges should be cleaned by ultrasonic cleaner and steamer.
3.      All materials transported to and from dental laboratories must first be cleaned and placed in a sealed bag or container.

Equipment Required
1.      Equipment for manufacturing casts and dies :
This includes equipment such as model trimmers, vibrators, plaster bins, dowel pins, saws and other equipment necessary to manufacture models and or dies.
2.      Burnout and casting area, with casting wells made of non-flammable material; from bego and using electric induction system to melting the metal. There have local direct exhaust over all burnout, casting and/or boil out areas, providing direct ventilation to the outdoors. This exhaust will remove high heat produced from this equipment and provides better air quality to employees by the removal of odors, smoke, etc. to  the outdoors. The local, direct exhaust should be located within 18’’ of the source equipment in order to effectively remove heat, smoke or odors. The installation of a chimney can help in directing the exhaust in many instances.
3.      Equipment for investing :
This includes instrument such as casting ring, silicone ring, vacuum mixer, bowl, spatula and other instrument.
4.      Finishing and polishing equipment
These include hand pieces and lathes equipped such as polishing machine, mandrill, diamond bur, separating disc, fisher and rubber polish with proper shielding and/or evacuation devices.

Must have suction devices to prevent the accumulation of dust in the workplace and in the worker’s breathing zone.

Hand instruments, surveyors and occludator ;
This includes instrument such as electric knife non flammable, spatulas, electric deep waxes, brushes, pliers and mallets which are necessary to perform the functions normally associated with the respective specialty area.

Equipment for processing crowns and bridges :
This includes all equipment necessary to perform the functions normally associated with the respective specialty area. For all ceramic crown/e-max product such as porcelain furnances programat EP3000, sandblaster, steamer, and ultrasonic cleaner.

Monitoring
Monitoring of dental laboratory infection will be monitored on a daily basis by the dental laboratory supervisor and braches of infection control is to be reported to the dental department manager.
Policy and procedure will be update accordingly.

References
-          ADA’s ( Australian Dental Association ), The Practical Guides in The Dental Laboratory November 2012
-          Certified dental laboratory 

-          Dental laboratory infection control procedure (Florida Department of Health) available at www.doh.state.fl.us/mqa/dentistry

Selasa, 29 Desember 2015

PENGENDALIAN INFEKSI DI LABORATORIUM GIGI


Pengertian

Tekniker  Gigi disarankan untuk mengikuti standar perlindungan dalam menjalankan prakteknya. Pelindung mata dan masker digunakan saat menggunakan bahan-bahan berbahaya. Permukaan area kerja harus di lap dan dibersihkan setiap hari. Meskipun demikian, tekniker masih memiliki kemungkinan untuk terinfeksi secara langusng dari cetakan yang terkontaminasi oleh darah dan air ludah.
Pasien dapat beresiko terinfeksi akibat kontaminasi selama perpindahan bahan atau material gigi tiruan antara laboratorium gigi dan klinik gigi. Oleh karena itu setiap dental laboratorium harus memiliki standar prosedur operasional untuk pengendalian infeksi.

Tujuan

Untuk melindungi dan memminimalisir tertularnya penyakit dan bakteri dari pasien ke operator atau dari operator ke pasien.
 
Prosedur Pengendalian Infeksi

 Pedoman untuk meningkatkan pengendalian infeksi di laboratorium gigi :
1.      Seragam atau pakaian praktek harus selalu di rawat, dibersihkan dan di disinfektan.
2.      Sarung tangan harus selalu di kenakan saat menerima cetakan dari klinik gigi.
3.      Pastikan cetakan bersih dari darah dan air ludah. Jika masih ada, cetakan harus di cuci dibawah air mengalir dengan deterjen atau cairan disinfektan.
4.      Setelah itu lepaskan sarung tangan dan cuci tangan menggunakan sabun anti bakteri.

Monitoring

5.      Gunakan masker dan sarung tangan baru sebelum memulai proses selanjutnya.
6.      Hati-hati dalam membersihkan sisa bahan kimia dari area kerja dan jangan menggunakan tangan kosong.
7.      Semua asap sisa pembakaran metal dan pembuangan malam/wax harus disedot atau di isap keluar melalui ventilasi ke udara terbuka.
8.      Setiap pekerjaan yang menghasilkan debu dari bahan tanam selama pembongkaran hasil pengerjaan gigi tiruan harus di isap atau disedot dengan mesin vakum.

9.      Semua hasil pengerjaan gigi tiruan di laboratorium gigi harus di  disinfekatan  dan di masukan kedalam plastik seal terlebih dahulu sebelum di berikan ke klinik gigi atau sebelum di pasang pada mulut pasien.

Pengendalian infeksi di laboratorium gigi akan di moitoring setiap hari secara berkala oleh supervisor laboratprium gigi dan setiap pelanggaran akan di laporakan ke manajer departemen yang bersangkutan.


Gigi Tiruan Jembatan / Bridge

Gigi tiruan Jembatan , bridge

Pengertian 
Jembatan gigi biasa dikenal dengan bridge atau gigi palsu yang menggantikan gigi asli yang hilang atau sebagai pontik dan menyelubungi gigi asli sebelah menyebelah yang sudah dipreparasi sebagai pegangan dan secara anatomi dan fungsional menyerupai  gigi asli dan terbuat dari bahan-bahan kedoteran gigi  seperti akrilik, porselin, metal, dan zirconia.


Tujuan
Jembatan gigi bertujuan untuk menggantikan gigi atau jaringan rongga mulut yang hilang akibat operasi, penyakit kognitif atau kecelakan fisik. Serta memperbaiki pengunyahan, pengucapan dan estetik serta memelihara jaringan rongga mulut yang masih ada.

Alat dan Bahan

1.      Alat
a.    Mikro motor
b.   Diamond bur, stone bur, frisher dan alat bur lainnya
c.    Mesin pulas
d.   Steamer
e.    Sand blaster
f.    Cuting disk
g.   Spatula
h.   Vacum mixer
i.     Wax deeper
j.     Pisau malam/pisau wax
k.   Kuvet
l.     Hand pressing
m. Elektrik knife
n.   Oven
o.   Programat EP3000
p.   Bego mesin/casting machine
q.   Sendok cetak
r.     Ocludator
s.    Casting ring

2.      Bahan
a.    Alginat
b.   Gips putih, biru dan kuning
c.    Wax/ malam sprue, malam model, sticky wax, deeping wax
d.   Bahan investment / wirofine
e.    Unifast
f.    Blueosron
g.   Akrilik QC-20
h.   Prevest powder & Liquid
i.     Akrilik self curing
j.     E-max
k.   Metal /4 all

Prosedur Pembuatan
Setiap desain, warna dan bahan mahkota gigi, di tentukan oleh kondisi rongga mulut pasien, tekanan kunyah dan kondisi ekonomis yang sebenranya bertujuan untuk estetik, fungsi serta kenyamanan selama pasien menggunakan gigi tiruan tersebut.

1.   Dokter gigi akan membuat cetakan negatif dari rongga mulut pasien menggunakan bahan cetak alginat atau bahan elastomer lainnya.
2.   Setelah itu, cetakan negatif akan di kirim ke bagian laboratorium yang kemudian oleh teknisi gigi akan membuat model studi dari gips.
3.   Setelah dokter gigi mempelajari model studi , maka dokter gigi akan merencanakan dan memutuskan jenis perawatan yang di butuhkan pasien. Setelah itu sekali lagi dokter gigi akan membuat cetakan yang nantinya akan digunakan tekniker untuk membuat gigi tiruan di laboratorium gigi.
4.   Untuk jenis kasus seperti mahkota dan jembatan gigi, maka terlebih dahulu gigi asli pasien harus di preparasi sebelum membuat cetakan kedua dan dibuatkan gigi tiruan sementara dan setelah itu pasien dipersilahkan pulang.
5.      Bahan , warna dan desain terlebih dahulu di sesuaikan dengan kondisi rongga mulut pasien.
6.      Setelah 1 jam invesment dapat di keluarkan dari oven.
7.      Untuk gigi tiruan yang menggunakan bahan porselin, maka mould atau mal tadi dapat di pressing atau di isi dengan e-max atau di build up menggunakan porselin inline dengan di bakar menggunakn programat EP3000 sedangkan untuk metal harus di casting dengan casting machine. Untuk akrilik maka dapat di isi dengan bahan akrilik dan digodok dengan air mendidih selama 2 jam.
8.      Setelah prosesing, gigi tiruan dapat dikeluarkan dari invesment dengan menggunakan tang, pisau gips atau mesin bubut.
9.      Setelah itu hilangkan dan haluskan seluruh permukaan gigi tiruan dan cocokan gigi tiruan pada model gips. Hilangkan semua undercut yang menyebabakan gigi tiuan tidak pas pada model gips.
10.  Setelah cocok gigi tiruan dapat di haluskan dan dikilapkan.
11.  Setlah dua atau tiga hari, pasien akan kembali menemui dokter gigi untuk pemasangan gigi tiruan permanen yang telah di buat oleh tekniker gigi.

12.  Jika gigi tiruan tidak pas pada pasien atau warna gigi tidak cocok dengan gigi asli lainnya , maka sekali lagi dokter gigi harus membuat cetakan baru untuk di buatkan gigi tiruan yang baru.